Kita Kadang Tidak Konsisten
Contoh dari tidak konsistennya kita adalah, ketika semasa kanak-kanak kitanya oleh orangtua atau guru, apa cita-cita kamu, nak? Jawabannya variatif, ada yang mengatakan pilot, polisi, tentara hingga astronot, Coba ingat-ingat apa cita-citamu dulu? Adakah upaya untuk kesana?
Mungkin itu adalah hal yang lumrah, tapi kenapa itu bisa terjadi? kenapa kita bisa lupa dengan cita-cita terdahulu kita? Pertama, saat kita masih polos, itu adalah waktu yang sangat baik dimana hasrat dan keinginan bisa di ungkapkan tanpa berfikir serius tentang sulitnya proses menggapai cita-cita tersebut. Dimasa kanak kanak mungkin ada yang menjawab "kalau sudah besar, aku ingin jadi dokter?" tapi sekarang kita baru tahu kalau menjadi seorang dokter kita harus masuk perguruan tinggi fakultas kedokteran, dan mengalami beberapa proses untuk mendapatkan karir tersebut, belum lagi resiko dari pekerjaan tersebut, apakah waktu itu kita sudah berfikir kesana? tentu tidak, kecuali mungkin beberapa anak yang sudah mulai kritis.Tapi sebagian ada yang merubah minatnya
Galau akan cita-cita
Adapun alasan untuk mengalami kegalauan untuk menentukan cita-cita kita diantaranya.
1. Kita belum siap dengan resiko dari karir yang dijalani seperti jika kita bercita-cita masuk militer, tapi kita mulai berpikir betapa disiplinnya dunia militer, dan mungkin bisa gugur di medan perang. It's okay, jadi dokter aja deh "tapi kalau kita salah diagnosa dan terjadi hal yang buruk pada pasien, gimana? ah tau ah" Itu mungkin alasan yang klasik, tapi buat kalian yang masih dimasa sekolah, insyaallah masih banyak waktu untuk mempersiapkan cita-cita kalian.
2. Menemukan minat yang baru, nah ini mungkin alasan yang bagus, karena sebuah karir sangat didorong dengan adanya minat, tapi sebuah problematika tersendiri jika kita menempuh jalan yang tidak sejalur dengan cita-cita tersebut, misalnya jika kamu kuliah di fakultas sipil, tapi minatmu adalah IT, Apakah saya harus pindah jurusan, atau belajar menyukai bidang yang saya jalani, kedua pilihan tersebut boleh saja, tapi walaupun kamu punya minat lain bukan berarti kamu tidak boleh menyukai bidang yang kamu geluti saat ini.
3. Permasalahan lainnya, kadang sebuah kondisi tidak sejalan dengan apa yang kita harapkan, seperti belum bisa berkuliah karena faktor biaya sehingga memutuskan untuk bekerja di bidang lain, tapi kondisi tersebut masih bisa di hadapi dengan kreatifitasmu dalam mencari jalan keluar semisal masuk kuliah kelas karyawan yang tersedia di banyak fakultas swasta dsb.
Dari admin
Pada umumnya, yang di sebut cita-cita sering di gambarkan sebagai sebuah profesi, seperti pekerjaan-pekerjaan tertentu yang kita lihat baik dan berkesan, Namun apa yang kita lalui selama ini bisa menggambarkan minatmu yang sesungguhnya, jangan jadi generasi yang menghindari resiko karena setiap pekerjaan ada resikonya. Gantungkan cita-citamu setinggi langit dan hadapi setiap tantangannya dengan senyuman, lihatlah wajah kedua orang tuamu dan buatlah mereka bangga.
Dari admin
Pada umumnya, yang di sebut cita-cita sering di gambarkan sebagai sebuah profesi, seperti pekerjaan-pekerjaan tertentu yang kita lihat baik dan berkesan, Namun apa yang kita lalui selama ini bisa menggambarkan minatmu yang sesungguhnya, jangan jadi generasi yang menghindari resiko karena setiap pekerjaan ada resikonya. Gantungkan cita-citamu setinggi langit dan hadapi setiap tantangannya dengan senyuman, lihatlah wajah kedua orang tuamu dan buatlah mereka bangga.